ANALISIS
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA),
DEBT TO EQUITY RATIO (DER),
DAN ASSET GROWTH TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PERUSAHAAN
PROPERTY,
REAL ESTATE, DAN
BUILDING
CONSTRUCTION
YANG TERDAFTAR
DI
BEI TAHUN 2013-2016
NASKAH
PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
NAMA : SLAMET
NIM :
302 14 11 103
Diajukan
untuk Memenuhi sebagian Prasyarat
Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
BANGKA BELITUNG
2018
ANALISIS
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA),
DEBT TO EQUITY RATIO (DER),
DAN ASSET GROWTH TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE, DAN BUILDING
CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2013-2016
Slamet
3021411103
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bangka Belitung
email: osyisuramutto@gmail.com
ABSTRACT
The number of
property, real estate, and building construction firms listed on the Indonesia
Stock Exchange (BEI) has made the market competition more
intense, and makes investors have to be serious about choosing the right
investment decisions. This study aimed to analyze the effect of Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), and asset
growth to Dividend Payout Ratio (DPR) either
partially or simultaneously on property, real estate, and building construction
firms listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) Year 2013-2016. This research
was a quantitative research with population of all property, real estate, and
building construction firms listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2013-2016 as many as 64 companies. The
sampling technique used was purposive sampling by taking company samples of
24 (twenty four) companies that meet the
criteria that had been determined. The analysis used to show the influence of
Return on Asset (ROA), Debt to Equity
Ratio (DER), and asset growth, was
multiple linear regression analysis with SPSS 24 for windows program. The
results showed that the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), and
asset growth simultaneously had a positive and insignificant effect on Dividend
Payout Ratio (DPR). With Fcount was less than Ftable (1,818<2,700)
with probability value
(0,149>0,05). Partially Return on
Asset (ROA) had positive and not
significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR) with Tcount was smaller than Ttable (0,457<1,9860)
with probability value (0,649>0,05).
Debt to Equity Ratio (DER) partially positively and significantly
influenced Dividend Payout Ratio (DPR) with
Tcount was bigger than Ttable (2,236>1,986) with probablity value (0,028<0,05). Partial asset growth had negative and
insignificant effect on Dividend Payout Ratio (DPR) with Tcount was smaller than Ttable (-0,742<1,986)
with probability value (0,460>0,05).
Key
Words: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Asset Growth, Dividend Payout Ratio
(DPR).
ABSTRAK
Banyaknya
perusahaan property, real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
membuat persaingan pasar semakin ketat, dan membuat para investor harus
bersungguh-sungguh dalam memilih keputusan berinvestasi yang tepat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan asset growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan property,
real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi semua
perusahaan property, real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2013-2016 sebanyak 64 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling
dengan mengambil sampel perusahaan sebanyak 24 (dua puluh empat) perusahaan
yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan untuk
menunjukkan pengaruh antara Return on
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan asset growth, adalah
analisis regresi linear berganda dengan program SPSS 24 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan asset growth secara simultan berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR). Dengan Fhitung lebih kecil dari Ftabel
(1,818<2,700) dengan nilai probabilitas (0,149>0,05). Secara parsial Return on Asset (ROA) berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) dengan Thitung lebih kecil daripada Ttabel
(0,457˂1,986) dengan nilai probabilitas (0,649>0,05). Debt to Equity Ratio (DER) secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Thitung lebih besar
daripada Ttabel (2,236>1,986) dengan probabilitas
(0,028<0,05). Asset growth secara
parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Thitung lebih kecil
daripada Ttabel (-0,742˂1,986) dengan probabilitas (0,460˃0,05).
Kata Kunci : Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), Asset Growth,
Dividend Payout Ratio (DPR).
PENDAHULUAN
Perkembangan usaha semakin pesat, bahkan menjadi bagian dari penggerak
roda perekonomian suatu bangsa. Bagi
masyarakat adanya investasi akan memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatannya, adapun bagi pemerintah, investasi suatu usaha memberikan
pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
(Kasmir & Jakfar, 2014:200). Salah satu teori tentang pertumbuhan ekonomi
menekankan inovasi sebagai kunci, bukan saja dalam hal mengembangkan
produk-produk atau servis-servis baru untuk pasar, tetapi pula dalam hal
menstimulasi minat orang untuk berinvestasi dalam usaha-usaha baru yang
diciptakan (Winardi, 2008:175).
Untuk mendanai
suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana atau modal yang relatif
cukup besar (Kasmir & Jakfar, 2014:90). Besarnya modal yang diperlukan
tergantung dari jenis usaha yang digarap. Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengenal adanya usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Masing-masing
memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya
jumlah modal yang diperlukan (Kasmir, 2012:91). Sumber permodalan usaha dapat diperoleh
dengan tiga macam cara, yaitu modal sendiri, modal asing (modal pinjaman), dan
modal gabungan (Ayodya, 2010:60). Perusahaan-perusahaan besar kebanyakannya
berbentuk perseroan terbatas. Kebaikan yang terpenting dari perseroan terbatas
adalah di dalam kemampuannya memperoleh modal (Sukirno, 2013:190). Perseroan terbatas adalah suatu badan
yang mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri, yang terpisah dari
kekayaan, hak, serta kewajiban para pendiri maupun para pemilik (Fuad,
2009:67).
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI terdiri
dari sembilan sektor. Dari beberapa sektor tersebut, sektor properti, real
estate, dan konstruksi bangunan (property, real estate, dan bulding
construction) merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan untuk
berinvestasi. Peluang yang menjanjikan untuk berinvestasi di
sektor property, real estate, dan building construction
dapat ditandai dengan kenaikan indeks harga properti setiap tahunnya. Selain sumbangsihnya terhadap
pemerintah, yang berupa memberikan pemasukan pajak bagi negara sebagai dana
pembangunan dan pengelolaan kegiatan-kegiatan negara untuk meningkatkan
pelayanan serta kesejahteraan masyarakat, perusahaan besar juga membantu
mengatasi masalah ekonomi yang sangat penting, yaitu menyerap pengangguran
dengan menciptakan kesempatan kerja serta memberikan kesejahteraan bagi
lingkungannya (Fuad, 2009:26). Akan tetapi, dalam praktiknya tidak mudah bagi setiap
perusahaan untuk bertahan, tumbuh dan memperluas volume usahanya dalam membantu
perekonomian, hal ini tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah
satunya yaitu pemenuhan kebutuhan dana atau modal dalam aspek keuangan
(Jumingan, 2011:348).
Dalam
penanaman modal saham, terdapat dua pendapatan bagi para investor yaitu
pendapatan berupa dividen dan pendapatan dari capital gain. Akan tetapi, investor lebih menginginkan pendapatan
dari dividen dibandingkan dari capital
gain. Gordon dan Lintner dalam Atmaja (2008:287) menyatakan bahwa biaya
modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend
Payout Ratio (DPR) rendah karena investor lebih suka menerima dividen
daripada capital gain. Investor memandang dividen lebih pasti daripada capital
gain.
Gambar I.1 Grafik Dividend Payout Ratio Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction
yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016 (dalam satuan persen).
Sumber : www.idx.co.id data diolah peneliti, 2018
Berdasarkan grafik di atas, terlihat
bahwa terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan property, real estate,
dan building construction setiap
tahunnya, sehingga pihak manajemen
perlu mempertimbangkan besar kecilnya dividen yang dibayarkan serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen. Laba
merupakan unsur utama dalam menentukan besaran dividen. Linter, dkk dalam Gill,
dkk (2010:9) mengindikasi bahwa pola pembayaran dividen perusahaan dipengaruhi
oleh laba tahun berjalan. Hal ini dikarenakan dividen bersumber dari laba yang
dihasilkan perusahaan pada periode tertentu. Apabila perusahaan tidak
mendapatkan laba, maka akan kesulitan untuk membayarkan dividen. Kebijakan dividen juga dipengaruhi oleh
kebijakan leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER) dengan hubungan negatif (Sukoco, 2013:123). Husnan dan Pudjiastuti (2012:72), menjelaskan bahwa Debt
to Equity Ratio (DER) menunjukan perbandingan antara utang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Dengan kata lain, rasio ini
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang
(Kasmir, 2009:114). Kebijakan dividen juga dipengaruhi oleh asset growth.
Penentuan
besarnya Dividend Payout
Ratio (DPR) akan menentukan besar kecilnya laba
yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan
modal yang dapat dipergunakan untuk asset
growth (Poernawarman, 2015:11). Banyak penelitian yang telah mengangkat
tentang kebijakan dividen, akan tetapi sampai saat ini belum ada kesimpulan
secara umum faktor-faktor apa saja yang secara dominan mempengaruhi kebijakan
dividen perusahaan dan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi. Dengan
latar belakang tersebut dan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini akan membahas tentang “ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT
TO EQUITY RATIO (DER), DAN ASSET
GROWTH TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
(DPR) PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE, DAN BUILDING CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016”.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis apakah Return on Asset (ROA) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
2.
Untuk menganalisis apakah Debt to
Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
3.
Untuk menganalisis apakah asset
growth secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
4.
Untuk menganalisis apakah Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan asset growth secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
LANDASAN TEORI
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu
aktivitas yang dilakukan dengan usaha-usaha untuk memperoleh dana dengan
biaya-biaya yang diatur seminimal mungkin dan mengelola dana tersebut secara
efektif untuk mencapai tujuan perusahaan (Sujarweni, 2017:9). Manajemen
keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat
yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin (Sulindawati, dkk, 2017:7).
Kebijakan Dividen
Dalam berinvestasi di pasar modal, dividen
merupakan sumber informasi untuk memberikan sinyal kepada investor. Dividen
adalah keuntungan yang diperoleh dari saham. Pembagian dividen ditentukan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Kasmir, 2013:186). Dividen adalah pembagian
sebagian laba perusahaan kepada pemegang saham. Penentuan pembagian dividen
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Fakhruddin, 2008:52).
Dividen
Payout Ratio
(DPR)
Menurut Fakhruddin (2008:54), Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio
antara dividen yang dibayarkan dibandingkan dengan jumlah keuntungan bersih
yang diperoleh perusahaan, misalnya perusahaan menghasilkan laba Rp 1 miliar,
dan selanjutnya mengalokasikan 30% dari laba tersebut menjadi dividen, maka
disebut Dividend Payout Ratio (DPR)
sebesar 30%.
Return
on Asset
(ROA)
Menurut
Prastowo (2015:81), Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.
Menurut Brigham dan Houston (2010:148), Return on Asset (ROA) adalah
rasio laba bersih terhadap total aset. Menurut Sugiono & Untung (2016:68), Return on Asset (ROA)
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh aset
yang ada.
Debt
to Equity Ratio
(ROA)
Husnan dan Pudjiastuti (2012:72) menjelaskan bahwa Debt
to Equity Ratio (DER) menunjukan perbandingan antara utang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Menurut Prastowo (2015:79), Debt to Equity Ratio (DER) adalah
keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditur dan yang didanai
oleh pemilik perusahaan yang diukur dengan rasio debt-to-equity.
Asset
Growth
Asset growth ini dapat didefinisikan
sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan tahunan dari aset total (Hartono,
2008:372). Total asset growth ratio
digunakan untuk mengukur pertumbuhan total aktiva perusahaan dari tahun ke
tahun (Tambunan, 2008:156).
KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan
pemaparan di atas, maka peneliti menggambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
HIPOTESIS
H1 : Diduga Return on Asset (ROA) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
H2 : Diduga Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
H3 : Diduga asset growth secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR).
H4 : Diduga Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), asset growth
secara
simultan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
METODE PENELITIAN
Dalam
melaksanakan penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,
2014:22). Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:35).
Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:148). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan property,
real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016, dengan jumlah 64 perusahaan.
Sampel
Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2014:149). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti
adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:156).
Dengan metode ini, terdapat 24 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Metode teknik pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode studi
kepustakaan. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, koran,
majalah, prasasti, notulen rapat, leger nilai, agenda, dan lai-lain (Dimyati,
2013:100). Metode studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian (Lusiana, dkk, 2015:16).
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda. Pengujian ini diawali
dengan pengujian asumsi klasik, regresi linear berganda, pengujian hipotesis
dan diakhiri dengan pengujian koefisien determinasi. Program (software) yang digunakan untuk
pengolahan data pada penelitian ini adalah SPSS versi 24.0. Pengolahan data
kuantitatif dengan menggunakan SPSS dapat mempermudah pengolahan data dan mudah
untuk digunakan (Kusumah, 2017:9).
Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau
tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal,
interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang
normal (Priyatno, 2010:71).
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas
adalah keadaan di mana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya multikolinearitas (Priyatno, 2010:81).
Uji Autokorelasi
Autokorelasi
adalah keadaan di mana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasayarat yang harus
terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi (Priyatno,
2010:87).
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
adalah keadaan di mana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan
pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasayarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah
heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:83).
Uji Regresi Liear Berganda
Analisis
regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,...., Xn) dengan
variabel dependen (Y). Analisis ini untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing- masing variabel independen berhubungan positif atau negatif
(Priyatno, 2010:61). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1
+ b2X2 + b3X3 +e
Dimana
:
Y = Dividend Payout Ratio (DPR)
a = Konstanta
b1-
b3 = Koefisien
regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X1 = Return on Assets (ROA)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Asset Growth
e = error
Uji Hipotesis
Uji T
Menurut
Ghozali (2013:98), uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
Uji F
Menurut
Ghozali (2013:98), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted
R2)
Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data kurun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:87).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan
hasil Ouput SPSS pada tabel tersebut, nilai One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,077 dengan taraf signifikansi sebesar 0,200
lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian
ini memenuhi asumsi normalitas.
Berdasarkan
gambar IV.1 hasil pengujian regresi yang menguji pengaruh Return on Asset (ROA) (X1), Debt to Equity Ratio (DER) (X2), dan asset growth (X3), terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) dengan
demikian dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik normal p-p plot sehingga
dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas.
Dengan
melihat tampilan histogram uji normalitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa
grafik histogram menunjukkan pola distribusi yang mendekati normal. Karena
berbentuk simetris yaitu tidak condong ke kanan maupun ke kiri.
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan
hasil pengujian multikolonieritas, hasil perhitungan nilai tolerance terlihat
bahwa nilai tolerance berada diantara 0-1 yang artinya tidak ada korelasi
antara variabel independen. Diperoleh nilai tolerance untuk variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0,777,
variabel Debt to Equity Ratio (DER)
sebesar 0,726 dan variabel asset growth
sebesar 0,894. Demikian juga dengan perhitungan nilai VIF, dari variabel
independen yang diuji tidak ada nilai VIF yang berada di luar 1-10, nilai VIF
untuk variabel Return on Asset (ROA)
sebesar 1,287, variabel Debt to Equity
Ratio (DER) sebesar 1,378 dan variabel asset
growth sebesar 1,118. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini
diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,799 dan nilai DW terletak antara
1,733 dan 2,267, maka tidak ada masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
hasil pengujian heteroskedastisitas pada gambar tersebut, menunjukkan bahwa
variabel Return on Asset (ROA) (X1),
Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
dan asset growth (X3)
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
(Y) tidak adanya pola tertentu dalam grafik scatterplot,
kondisi tersebut dapat dilihat dari penyebaran data (titik) yang terjadi secara
acak, baik di bawah maupun di atas nol pada sumbu Y, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa model regresi dinyatakan baik dan layak untuk digunakan,
karena tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan
hasil pengujian heteroskedastisitas pada gambar tersebut, menunjukkan bahwa
nilai sig. tidak ada yang kurang dari 0,05, variabel Return on Asset (ROA) (X1) memiliki nilai sig. 0,173, Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
memiliki nilai sig. 0,355, dan asset
growth (X3) memiliki nilai sig. 0,786, , sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa model regresi dinyatakan baik dan layak untuk digunakan,
karena tidak terjadi heteroskedastisitas. Kesimpulan yang didapat dari analisis
data tersebut adalah tidak terdapat adanya gejala heteroskedastisitas dalam
penelitian ini.
Uji Regresi Liear Berganda
Berdasarkan
data tersebut, persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y= 1,543 +
0,067X1 + 0,292X2 – 0,077X3
Persamaan regresi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Konstanta sebesar 1,543
Menerangkan
bahwa apabila Return on Asset (ROA)
(X1), Debt to Equity Ratio
(DER) (X2), asset growth
(X3) nilainya adalah 0, maka Dividend
Payout Ratio (DPR) (Y) nilainya sebesar 1,543.
b.
Koefisien regresi variabel Return on Asset (ROA) (X1)
sebesar 0,067
Menerangkan
bahwa apabila nilai Return on Asset
(ROA) (X1) mengalami peningkatan 1, maka nilai Dividend Payout Ratio (DPR) akan bertambah atau mengalami kenaikan
sebesar 0,067 dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan.
c.
Koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
sebesar 0,292
Menerangkan
bahwa apabila nilai Debt to Equity Ratio
(DER) (X2) mengalami peningkatan 1, maka nilai Dividend Payout Ratio (DPR) akan bertambah atau mengalami
peningkatan sebesar 0,292 dengan asumsi variabel independen lain nilainya
konstan.
d.
Koefisien regresi variabel asset growth (X3) sebesar
-0,077
Menerangkan
bahwa apabila asset growth (X3)
mengalami peningkatan 1, maka nilai Dividend
Payout Ratio (DPR) akan berkurang atau mengalami penurunan sebesar -0,077
dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan.
Uji Hipotesis
Uji T
Berdasarkan hasil uji statistik T menunjukkan nilai
ttabel sebesar 1,986 dimana level
of significance (É‘) = 0,05 (5%) dan diketahui jumlah variabel (k) = 4 dan
jumlah sampel (n) = 96 maka derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (96-4).
Berdasarkan tabel IV.13 di atas maka dapat diketahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
1. Nilai konstansta (constant) sebesar 2,128 dengan nilai Thitung
lebih besar dari Ttabel yaitu 1,986 (2,128 > 1,986) dan nilai
signifikansi lebih kecil atau sama dengan 0,05 yang berarti signifikan untuk memprediksi
nilai Dividend Payout Ratio (DPR).
2. H0: Return on Asset (ROA) diduga berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
H1: Return on Asset (ROA) diduga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
a. Nilai Thitung = 0,457
menunjukkan bahwa semakin besar Return on
Asset (ROA) (X1) maka akan meningkatkan Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) pada perusahaan property, real estate, dan building
construction.
b. Untuk menilai Ttabel,
dimana level of significance (É‘) =
0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (96-4) maka dengan
menggunakan fungsi TINV (0,05,92) adalah sebesar 1,986.
c. Nilai Thitung < Ttabel
(0,457 < 1,986) berarti H0 diterima dan H1 ditolak.
d. Kesimpulan: Return on Asset (ROA) (X1) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) (Y) pada perusahaan property, real estate, dan building construction.
3. H0: Debt to Equity Ratio (DER) diduga
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
H2: Debt to Equity Ratio (DER) diduga
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
a. Nilai Thitung = 2,236
menunjukkan bahwa semakin besar Debt to
Equity Ratio (DER) (X2) maka akan meningkatkan Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) pada
perusahaan property, real estate, dan building construction.
b. Untuk menilai Ttabel,
dimana level of significance (É‘) =
0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (96-4) maka dengan
menggunakan fungsi TINV (0,05,92) adalah sebesar 1,986.
c. Nilai Thitung < Ttabel
(2,236 > 1,986) berarti H0 ditolak dan H2 diterima.
d. Kesimpulan: Debt to Equity Ratio (DER) (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
(Y) pada perusahaan property, real estate, dan building construction.
4. H0: Asset growth diduga berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
H3: Asset growth diduga berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR).
a. Nilai Thitung =
-0,742 menunjukkan bahwa semakin kecil asset
growth (X3) maka akan meningkatkan Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) pada perusahaan property, real estate, dan building
construction.
b. Untuk menilai Ttabel,
dimana level of significance (É‘) =
0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (96-4) maka dengan
menggunakan fungsi TINV (0,05,92) adalah sebesar 1,986.
c. Nilai Thitung < Ttabel
(-0,742 < 1,986) berarti H0 diterima dan H3 ditolak.
d. Kesimpulan: asset growth (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
(Y) pada perusahaan property, real estate, dan building construction.
Uji F
Berdasarkan
hasil perhitungan program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 1,818
dengan nilai signifikan 0,149. Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
diketahui jumlah variabel (k) = 4 dan jumlah sampel (n) = 96 maka diperoleh dfl
= 3 (k-1) dan df2 = 92 (n-k) yang menghasilkan nilai Ftabel sebesar
2,700. Hasil perhitungan Fhitung tersebut akan dibandingkan dengan Ftabel
untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama (simultan).
H0: Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan asset growth berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
H4: Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan asset growth berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).
a. Nilai Fhitung
= 1,818 menunjukkan bahwa semakin besar Return
on Asset (ROA) (X1), Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
dan asset growth (X3) maka
akan meningkatkan Dividend Payout Ratio
(DPR) (Y) pada perusahaan property, real estate, dan building construction.
b. Untuk
menilai ftabel dengan menggunakan fungsi FINV (0.05,3,92) adalah
sebesar 2,700.
c. Nilai Fhitung
< Ftable (1,818 < 2,700) berarti H0 diterima dan H4
ditolak.
d. Kesimpulan
: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan asset growth berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Y) pada perusahaan property, real estate, dan building
construction yang terdaftar di BEI.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted
R2)
Dari tabel diatas,
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted R2 adalah
sebesar 0,025. Artinya seluruh variabel independen (Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), dan asset
growth mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar
2,5%, sedangkan sisanya 97,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
masuk dalam model regresi. Hal ini berarti variabel indpenden dalam regresi
hanya mampu menjelaskan sebagian kecil variasi dari variabel dependen, dengan
demikian terdapat variabel-variabel lain yang lebih besar atau dominan yang harus
diperhatikan oleh para investor dan perusahaan dalam menjalankan investasinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan property,
real estate, dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis menggunakan uji T dapat diketahui bahwa Thitung
˂ Ttabel (0,457 ˂ 1,986) dengan nilai signifikan (0,649 > 0,05)
menunjukkan variabel Return on Asset
(ROA) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan property, real estate, dan building
construction yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
2. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis menggunakan uji T dapat diketahui bahwa Thitung
> Ttabel (2,236 > 1,986) dengan nilai signifikan (0,028 <
0,05) menunjukkan variabel Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan property, real estate, dan building
construction yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan
uji T dapat diketahui bahwa Thitung ˂ Ttabel (-0,742 ˂
1,986) dengan nilai signifikan (0,460 ˃ 0,05) menunjukkan variabel asset growth memiliki pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) perusahaan property,
real estate, dan building construction yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan
uji F didapatkan bahwa Fhitung ˂ Ftabel (1,818 <
2,700) dengan nilai signifikan (0,149 > 0,05) hasil variabel Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan asset growth secara bersama-sama
memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan property, real estate,
dan building construction yang
terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
SARAN
1. Penelitian
ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang Return on Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), dan asset
growth serta pengaruhnya terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan variabel
yang digunakan sebaiknya variabel lain yang besar kemungkinan pengaruhnya
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi
investor laporan keuangan begitu penting karena digunakan dalam pengambilan
suatu keputusan, para investor sebaiknya tidak hanya mengandalkan data mengenai
Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan asset growth tetapi juga perlu memperhatikan
faktor-faktor lain dalam hubungannya dengan Dividend
Payout Ratio (DPR).
3. Bagi
perusahaan sebaiknya lebih bijak dalam setiap menentukan suatu kebijakan,
termasuk salah satunya yaitu kebijakan yang berpengaruh dalam pembayaran
dividen, sehingga kesejahteraan penanam modal tetap terjaga, kepercayaan
investor selalu bertambah dan perusahaan dapat menikmati laba yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Atmaja, L. S.
(2008). Teori dan Praktik Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Ayodya, W. (2010). Cara Jitu Hitung Modal Usaha. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Brigham, F. E.
& Houston, J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
Dimyati, J. (2013).
Metodologi Penelitian Pendidikan &
Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana.
Fakhruddin, H. M.
(2008). Istilah Pasar Modal A-Z.
Jakarta: PT Elex Media Kompitudo.
Fuad, M., Christine
H., Nurlela, Sugiarto, & Paulus, Y.E.F. (2009). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Ghozali, I. (2013).
Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gill, Amarijit, Nahum Biger, & Rajendra
Tibrewala. (2010). Determinants
of Dividend Payout Ratios: Evidence from United States. The Open Business
Journal, 3(1), 8-14.
Hartono, J. (2008).
Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Husnan, S. dan
Pudjiastuti, E. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keenam,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YPKN.
Http://www.idx.co.id Diakses 3 Maret 2018.
Jumingan. (2011). Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan
Proposal Kelayakan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Kencana.
Kasmir. (2012). Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. (2013). Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.
Kasmir dan Jakfar. (2014). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
Kencana.
Kusumah, E. P. (2017). Technology
Acceptance Model (TAM) of Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
Applications. Integrated Journal of Business and Economics, 2(1),
1-11.
Lusiana, N., Rika Andriyani, &
Miratu Megasari. (2015). Buku Ajar Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.
Poernawarman.
(2015). Pengaruh Return on Asset, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow, Dan
Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Perbankan di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009 – 2013. Jom Fekon,
2(1), 1-14.
Prastowo, D.
(2015). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Ketiga.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Priyatno, D.
(2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Sugiyono. (2014). Metode
Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W.
(2017). Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi dan Hasil Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sukirno, S. (2013).
Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sukoco, H. (2013). Analisis
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Firm Size, dan Likuiditas
terhadap Nilai Perusahaan Melalui Mediasi Dividend Payout Ratio (Studi Pada
Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2011). Jurnal Bisnis Strategi, 22(2), 112-127.
Tambunan, Andy
Porman. (2008). Menilai Harga Wajar Saham
(Stock Valuation). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Winardi. (2008). Entrepreneur dan Entrepreneurship.
Jakarta: Kencana.